Rabu, 19 Agustus 2009

Edisi 4




SYIRIK Kedurhakaan Terbesar

Aqidah adalah dasar utama dibangunnya umat ini, maka baik buruknya suatu umat tergantung dari keselamatan aqidah dan fikroh (pemikiran)-nya. Dari sini pula risalah nabi dimulai, yaitu memperbaiki aqidah umat. Dan karena ini pula permusuhan abadi antara golongan Alloh SWT dan barisan iblis laknatulloh akan terus berlanjut sampai hari kiamat.


Ibadah adalah tujuan utama diciptakannya jin dan manusia. Alloh SWT berfirman :

“Dan tidak Aku ciptakan jin dan manusia selain hanya untuk beribadah kepada-Ku” (Qs. Adz Dzariyat : 56)


Ibadah juga merupakan hak mutlak Alloh SWT yang harus ditunaikan oleh hamba-Nya. Sebagaimana sabda Nabi SAW kepada Muadz bin Jabal ra :”Tahukah engkau apakah hak Alloh? Selanjutnya Nabi SAW bersabda, “Hak Alloh yang harus ditunaikan hamba-Nya adalah mereka menyembah-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Sedangkan hak hamba atas Alloh adalah Alloh tidak akan menyiksa orang yang tidak berbuat syirik sedikitpun.” (HR. Bukhori).


Hak Alloh atas hamba-Nya ini, tidak boleh didahului oleh urusan apa pun dan hak seorang pun. Mendahulukan hak Alloh ini di atas seluruh hak yang lain, dan keberadaannya menjadi dasar dibangunnya seluruh hukum-hukum agama. Hak yang agung ini dinamakan dengan Tauhid Ubudiyah (peribadatan) atau Tauhid Uluhiyah (penyembahan) atau Tauhid Tholab (tuntutan) dan Tauhid Al Qoshdu (tujuan)

Kita bisa melihat bagaimana Rosululloh SAW tinggal di kota Makkah menegakkan kalimat tauhid dan meninggalkan segala bentuk kesyirikan. Dan Al Qur’anul Karim dengan sebagian besar ayat-ayatnya menegaskan perintah untuk bertauhid dan melarang kebalikannya (yaitu perbuatan syirik).

Jadi, bila tauhid dalam ibadah merupakan perkara asal di alam ini yang bisa mangantarkan pelakunya selamat dunia dan akhirat, maka syirik merupakan perkara baru yang muncul dan masuk ke dalam ibadah yang mengantarkan pelakunya kekal di dalam neraka.


SYIRIK DOSA TERBESAR

Alloh SWT berfirman :

“Sesungguhnya Alloh tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya.”

(Qs. An Nisa’ : 48)


Makna syirik menurut tinjauan syar’i, adalah :

- Syirik adalah lawan dari Tauhid Rubbubiyah yaitu meyakini bahwa ada yang mengatur alam ini selain Alloh SWT, pengaturan yang tidak mungkin dimampui kecuali oleh Alloh SWT.

- Syirik sebagai lawan kata dari Tauhid Asma’ wa Shifat yaitu meniadakan seluruh Nama-Nama dan Sifat-Sifat Alloh SWT atau menganggap hakikat-Nya serupa dengan hakikat nama dan sifat makhluk-Nya, atau menyamakan kedudukan makhluk dengan Kholiq (Alloh SWT).

- Syirik sebagai lawan dari Tauhid Ulluhiyah yaitu memalingkan satu bentuk ibadah kepada / karena selain Alloh SWT.

(Mukhtashor Ma’arijul Qobul - Hisyam bin Abdul Qodir bin Muhammad).


Diantara bahaya-bahaya yang diakibatkan oleh per-buatan syirik kepada Alloh SWT, di dunia dan akhirat :


1. Merupakan salah satu dosa yang tidak terampuni, kecuali dengan tobat dan kembali ke agama Alloh SWT.

Alloh SWT berfirman :

“Sesungguhnya Alloh tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya.”

(Qs. An Nisa’ : 48)


2. Syirik merupakan kedzaliman yang paling besar

“Sesungguhnya mempersekutukan (Alloh) adalah benar-benar kedzaliman yang besar.”

(Qs. Luqman :13)


3. Syirik merupakan sumber dari segala sumber bencana dan musibah di dunia

Rosululloh SAW bersabda :

“Jauhilah 7 perkara yang merusak !” Lalu Beliau menyebutkan, “Syirik kepada Alloh, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan Alloh kecuali karena alasan yang dibenarkan, memakan harta anak yatim, memakan riba, meninggalkan medan perang dan menuduh wanita mukminah baik-baik berzina.”

(HR. Bukhori dan Muslim)


4. Orang musyrik termasuk golongan orang-orang kafir

“Sesungguhnya orang-orang kafir dari golongan ahli kitab dan orang-orang musyrik...”

(Qs. Al Bayyinah : 6)


5. Orang musyrik adalah sesat dengan kesesatan yang nyata

“...Barangsiapa yang mempersekutukan sesuatu dengan Alloh, maka adalah ia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh.” (Qs. Al Hajj : 31)


6. Orang musyrik tidak diterima amal sholihnya dan tidak sah ibadahnya

“Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu, jika kamu mempersekutukan (Alloh), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.” (Qs. Az Zumar :65)


7. Musyrik tidak akan masuk surga selama-lamanya

“Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (se-suatu dengan) Alloh, maka pasti Alloh mengharam-kan kepadanya surga, dan tempatnya adalah nera-ka.” (Qs. Al Maidah : 72)

“Sesungguhnya orang-orang kafir dari golongan ahli kitab dan orang-orang musyrik, mereka kekal di dalam neraka jahannam ...”

(Qs. Al Bayyinah : 6)


8. Orang musyrik adalah sejelek-jelek makhluk yang tinggal di atas bumi

“Sesungguhnya orang-orang kafir dari golongan ahli kitab dan orang-orang musyrik, mereka kekal di dalam neraka jahannam . Mereka itulah seburuk-buruk makhluk” (Qs. Al Bayyinah : 6)


9. Orang musyrik halal darahnya sesuai syari’at Islam

“Apabila sudah habis bulan-bulan haram ini, maka bunuhlah orang-orang musyrikin itu dimana saja kamu jumpai mereka. Kepunglah mereka itu dan intailah di tempat pengintaian. Jika mereka bertobat dan mendirikan sholat dan menunaikan zakat, maka berilah kebebasan terhadap mereka untuk berjalan...” (Qs. At Taubah : 5)


10. Orang musyrik tidak dihalalkan menikah dengan orang mukmin

“Dan janganlah kamu nikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang yang musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang Alloh menga-jak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Alloh menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran.”

(Qs. Al Baqoroh : 221)


11. Orang musyrik adalah najis

“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya o-rang-orang yang musyrik itu adalah najis, maka ja-nganlah mereka mendekati Masjidil Harom sesudah tahun ini...” (Qs. At Taubah : 28)

Dan masih banyak lagi, ancaman yang dikabarkan Alloh SWT lewat lisan Rosul-Nya yang mulia berkenaan dengan bahaya dosa syirik di dunia dan akhirat.

Ibnu Qoyyim Al Jauziah membagi dosa syirik menjadi dua, Syirkul Akbar (syirik besar) dan syirkul ashghor (syirik kecil).

Syirkul Akbar (syirik besar)

Dosa syirik besar ini, tidak akan diampuni oleh Alloh SWT kecuali dengan jalan bertobat. Pelakunya jika me-ninggal dunia dalam keadaan syirik, maka ia akan ke-kal di dalam neraka selama-lamanya.


Macam-macam bentuk syirik besar :

(lihat Kitab Majmu’atut Tahudid)


1. Syikud dakwah (syirik doa)

Alloh SWT berfirman :

“Maka apakah bila mereka naik kapal mereka berdoa kepada Alloh dengan memurnikan ketaatan kepadaNya, maka tatkala Alloh menyelamatkan mereka ke daratan, tiba-tiba mereka (kembali) memperseku-tukan Alloh.” (Qs. Al Ankabut :65)

Perbuatan yang termasuk di dalam syirik jenis ini antara lain : berdoa kepada selain Alloh SWT, melakukan ritual-ritual kepada berhala-berhala (baik berupa benda mati atau benda hidup) demi mencari keselamatan atau kebaikan, ber-tawasul (mengambil perantara) orang mati dalam berdoa kepada Alloh SWT, bernadzar kepada selain Alloh SWT, meletakkan ke-tawakalan-an sepenuhnya kepada makhluk, dan sebagainya.


2. Syirkun niyyat wal irodah wal qoshdu

(Syirik niat, kehendak dan tujuan)

Alloh SWT berfirman :

“Barangsiapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempur-na dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itu-lah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka, dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan.” (Qs. Hud : 15-16)

Yaitu apabila seseorang telah meletakkan tujuan hidupnya kepada selain kepada Alloh SWT. Atau mengorbankan jiwa dan dunianya seluruhnya kepada selain Alloh SWT.

Syirik niat ini dikategorikan syirik besar manakala a-malan seseorang itu seluruhnya diniatkan untuk se-ain Alloh SWT. Berbeda dengan riya’ yang merupakan syirik kecil. InsyaAlloh pada bagian lain ada penjelasan tersendiri.


3. Syirkuth Tho’ah (syirik ketaatan)

Alloh SWT berfirman :

“Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai Tuhan-Tuhan selain Alloh, dan (juga mereka menjadikan Tuhan) Al Masih putera Maryam, padahal mereka hanya disuruh me-nyembah Ilah Yang maha Esa, tidak ada ilah (yang berhak disembah) selain Dia. Maha Suci Alloh dariapa yang mereka persekutukan.”

(Qs. At Taubah :31)

Diantara riwayat hadits yang menafsirkan ayat ini adalah hadits yang diriwayatkan At Tirmidzi dan perowi lainnya. Dari Adiy bin Hatim bahwa ia pernah mendengarkan Nabi SAW membaca ayat ini (Qs. At Taubah : 31). Maka aku (Adiy bin Hatim) berkata ke-pada beliau,”Sesungguhnya kami tidak menyembah mereka.” Beliau SAW bersabda, ”Bukankah mereka mengharamkan apa yang dihalalkan oleh Alloh, lalu kalian ikut mengharamkannya? Dan mereka juga menghalalkan apa yang diharamkan Alloh dan kalian ikut menghalalkannya.” Aku (Adiy bin Hatim menjawab, “Benar.” Beliau SAW bersabda,”Itulah penyembahan mereka.”

Sanad hadits ini dlo’if (lemah), akan tetapi memiliki penguat berupa hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Jarir secara mauquf dari Hudzaifah. Mengenai keshohihannya memang masih diperselisihkan, akan tetapi penafsiran ayat sebagaimana tersebut di atas, cukup terkenal di kalangan ahli tafsir dan tak ada yang menolaknya.

Perbuatan yang termasuk di dalam syirik jenis ini antara lain : mengikuti syeikh atau guru atau orang alim atau pemimpin di kalangan manusia, yang sudah nyata-nyata merubah syariat atau menyelisihi Al Qur’an dan Sunnah (dan dia mengetahuinya).


4. Syirkul mahabbah (syirik cinta)

Alloh SWT berfirman :

“Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Alloh, mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Alloh.” (Qs. Al Baqoroh :165)


Ibnu Qoyyim Al Jauziah, membagi cinta ada 4 :


1.Mencintai Alloh SWT.

Mencintai Alloh saja tidak cukup untuk selamat dari adzab Alloh dan mendapatkan pahala-Nya. Sebab kaum musyrikin, para penyembah salib, kaum Yahudi dan yang serupa dengan mereka, juga mencintai Alloh SWT.


2.Mencintai apa saja yang dicintai oleh Alloh SWT.

Cinta inilah yang memasukkan seseorang ke dalam Islam serta mengeluarkan pelakunya dari kekufuran. Manusia yang paling dicintai Alloh adalah orang yang paling hebat dalam “mencintai apa saja yang dicintai oleh Alloh SWT.”


3.Cinta untuk Alloh SWT dan cinta karena Alloh SWT

Ini merupakan bagian dari konsekwensi “mencintai apa saja yang dicintai oleh Alloh SWT.” Mencintai apa saja yang dicintai oleh Alloh SWT, tidak akan bisa tegak kecuali harus dengan “cinta untuk Alloh SWT dan cinta karena Alloh SWT” ini.


4.Mencintai sesuatu yang disejajarkan dengan cintanya pada Alloh SWT.


Ini merupakan kecintaan yang bersifat syirik. Barangsipa yang mencintai sesuatu yang disejajarkan cintanya pada Alloh SWT, maka ia berarti telah menjadikan sesuatu yang ia cintai selain Alloh itu sebagai “tandingan” terhadap Alloh SWT. ini adalah cintanya orang musyrik.

Terhadap orang-orang musyrik, akan didapati bahwa mereka mencintai tuhan-tuhan mereka yang berupa berhala dan selainnya sebagaimana ia mencintai Alloh SWT, dan bahkan lebih dari itu. Jika tuhan-tuhan mereka disakiti, maka mereka akan marah demi tuhan-tuhan itu dengan kemarahan yang lebih besar daripada kemarahannya karena Alloh SWT. Merekapun akan gembira demi tuhan-tuhan mereka dengan kegembiraan yang tidak sebagaimana kegembiraannya karena Alloh SWT.


Syirkul Ashgor (syirik kecil)

Pelaku syirik kecil, jika kelak menghadap Alloh SWT dengan membawa syirik kecil itu, maka tergantung kehendak Alloh. Jika Alloh SWT menghendaki, maka Dia dapat mengampuninya dan memasukkannya ke dalam surga. Dan bisa jadi pula, jika Dia berkehendak dapat mengadzabnya. Akan tetapi kembalinya tetap akan ke surga. Sebab syirik kecil ini tidak menjadikan pelakunya kekal di dalam neraka. Akan tetapi ia menyeret kepada ancaman Alloh SWT (neraka), sehingga wajib diwaspadai.

Diantara perbuatan yang bisa dimasukkan dalam syirik kecil antara lain, riya’ (melaksanakankan amal tidak karena Alloh SWT tetapi agar diperhatikan orang lain), sum’ah (memperdengarkan / menyebut-nyebut amal yang telah dilaksanakan untuk diperhatikan / dipuji orang lain), bersumpah kepada selain Alloh SWT (tetapi tidak disertai dengan pengagungan - bila ada pengagungan terhadap makhluk, maka masuk dalam syirik besar) dan lain sebagainya.


Wallohu a’lam bish Showwab


Referensi :

- At Tibyan Syarh Nawaqidh Al Islam li Al Imam Mujaddid Syeikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab - Sulaiman bin Nashir bin Abdullah Al Ulwan

- Bayan haqiqotut tauhid - Syeikh Dr. Sholih bin Fauzan Al Fauzan

- Al Kabair - Imam Adz Dzahabi


Senin, 18 Mei 2009

Edisi 3 Jumadits Tsani 1430



MALAM PERTAMA DI ALAM KUBUR

Wahai ... orang tua yang telah bongkok punggungnya dan dekat ajalnya,
apakah engkau telah bersiap-siap menghadapi malam pertama ?
Wahai ... pemuda gagah yang bergelimang harta dan sejuta harapan,
apakah engkau telah bersiap-siap menghadapi malam pertama.
Ia adalah malam pertama dengan dua wajah .....
Mungkin menjadi malam pertama bagi malam-malam surga berikutnya,
atau menjadi malam pertama bagi malam-malam neraka selanjutnya


Kematian itu pasti. Tidak meleset meski hanya sedetik. Namun demikian, tak seorangpun tahu, kapan itu terjadi. Ia bisa datang menyergap dengan tiba-tiba. Ia misteri, karenanya setiap orang semestinya selalu siap. Dan tentu, khusnul khotimah harus menjadi pilihan. Untuk mencapai itu, harus melalui jalan syari’at, dengan menjalankan perintah dan menjauhi segala larangan Alloh SAW. Tanpanya, khusnul khotimah itu nihil. Bukankah, perahu tak akan berjalan di daratan?

Tak ada yang harus dikhawatirkan dalam kematian. Ia adalah pintu yang setiap orang pasti akan memasukinya. Tetapi yang menjadi masalah serius adalah, apa yang terjadi setelah kematian ? Apakah berupa taman dan sungai yang mengalir, dalam tempat yang dijanjikan Alloh SAW, ataukah berupa kesesatan dan api yang bergejolak?

Sketsa Akhir Kehidupan Orang Sholih.

Imam Ahmad meriwayatkan dalam sanadnya, dari Barro’ bin ‘Azib yang berkata,”Beliau (Rosululloh) saw bersabda,”Bila seorang hamba mukmin berada di ujung dunia menuju gerbang akhirat, malaikat dari langit turun kepadanya. Wajahnya putih bersih, secerah mentari. Mereka membawa kafan dan balsam yang berasal dari surga. Mereka duduk sangat dekat dengan hamba itu, dan mengucapkan salam. Lalu duduk di atas kepalanya dan berkata,”Wahai jiwa yang suci, keluarlah menuju ampunan dan keridloan Alloh.” Maka ruhnya pun keluar sebagaimana aliran air yang deras. Lalu malaikat itu mengambil ruhnya.

Tetapi, ia tak hanya sekejap memegang ruh tersebut. Selanjutnya ditaruh di dalam kafan. Dari padanya keluar wewangian paling harum. Setelah diletakkan di bumi, mereka mengangkat ruh tersebut ke atas. Setiap malaikat yang dilalui pasti bertanya,”Ruh siapa ini ?” Mereka menjawab,”Fulan bin Fulan”, dengan menye-but nama paling bagus yang pernah dipakai di dunia. Begitulah, sampai mereka tiba di batas akhir langit bu-mi. Mereka meminta langit berikutnya dibuka, dan dika-bulkan. Demikian sampai pada langit berikutnya hing-ga sampai pada langit ke tujuh. Alloh berfirman,”Tulis-lah catatan hamba-Ku ini dalam ‘illiyyin (tempat yang tinggi), dan kembalikanlah ia ke bumi. Sesungguhnya Aku menciptakannya dari bumi (tanah) dan akan Aku kembalikan lagi ke bumi (tanah). Dan dari tanah pula akan Aku keluarkan mereka sekali lagi.

Ruh itupun dikembalikan ke dunia. Lalu datanglah 2 malaikat yang duduk di hadapannya, ia bertanya,”Siapa Robb (Tuhan)mu?”Ia menjawab,”Robb-ku adalah Alloh.” “Apa agamamu?” “Agamaku Islam”, jawabnya. Dua malaikat melanjutkan pertanyaannya,”Siapakah lelaki ini, yang pernah diutus kepadamu?” Ia menjawab,”Ia adalah Rosululloh saw.” “Dari mana kamu tahu?” tanya malaikat. “Aku membaca kitab Alloh, lalu beriman dan membenarkannya,” jawab hamba tadi. Lalu terdengar seruan dari langit bahwa,”Benarlah hambaku ini, berikan kasur dan pakaian dari surga, serta bukakan pintu surga.”

Setelah itu, dilapangkanlah kuburnya sejauh mata memandang. Datang kepadanya seseorang yang ber-wajah tampan dengan baju yang bagus dan aroma yangbut. Selanjutnya ditaruh di dalam kafan. Dari padanya keluar wewangian paling harum. Setelah diletakkan di bumi, mereka mengangkat ruh tersebut ke atas. Setiap malaikat yang dilalui pasti bertanya,”Ruh siapa ini ?” Mereka menjawab,”Fulan bin Fulan”, dengan menye-but nama paling bagus yang pernah dipakai di dunia. Begitulah, sampai mereka tiba di batas akhir langit bumi. Mereka meminta langit berikutnya dibuka, dan dika-bulkan. Demikian sampai pada langit berikutnya hing-ga sampai pada langit ke tujuh. Alloh berfirman,”Tulislah catatan hamba-Ku ini dalam ‘illiyyin (tempat yang tinggi), dan kembalikanlah ia ke bumi. Sesungguhnya Aku menciptakannya dari bumi (tanah) dan akan Aku kembalikan lagi ke bumi (tanah). Dan dari tanah pula akan Aku keluarkan mereka sekali lagi.

Ruh itupun dikembalikan ke dunia. Lalu datanglah 2 malaikat yang duduk di hadapannya, ia bertanya,”Siapa Robb (Tuhan)mu?” Ia menjawab,”Robb-ku adalah Alloh.” “Apa agamamu?” “Agamaku Islam”, jawabnya. Dua malaikat melanjutkan pertanyaannya,”Siapakah lelaki ini, yang pernah diutus kepadamu?” Ia menjawab,”Ia adalah Rosululloh saw.” “Dari mana kamu tahu?” tanya malaikat. “Aku membaca kitab Alloh, lalu beriman dan membenarkannya,” jawab hamba tadi. Lalu terdengar seruan dari langit bahwa,”Benarlah hambaku ini, berikan kasur dan pakaian dari surga, serta bukakan pintu surga.”

Setelah itu, dilapangkanlah kuburnya sejauh mata memandang. Datang kepadanya seseorang yang berwajah tampan dengan baju yang bagus dan aroma yang harum. Orang itu berkata,”Berbahagialah dengan kemudahan yang diberikan kepadamu. Inilah hari yang dijanjikan kepadamu.” Ia berkata kepada orang itu,”Siapa kamu? Wajahmu tampak bagus.” Dijawab,”Aku amal sholihmu. Engkau selalu bersegera mentaati Alloh dan enggan bermaksiyat kepada-Nya. Maka Alloh mengganjarmu dengan kebaikan.”

Ketika mukmin menyaksikan datangnya amal yang berwujud seseorang berwajah tampan, ia bergembira. Ketika ia mengamati sekeliling, niscaya ia sadar kuburnya menjadi lapang. Disediakan kasur dari surga di dalamnya. Ketika ia melihat bajunya, ia sadar baju itu dari surga. Ia juga yakin bahwa nikmat yang ia rasakan di alam kubur itu sama sekali berbeda dengan nikmat surga. Maka ia berdo’a kepada Robb (Tuhan)-nya,” Wahai Robb, segerakanlah kiamat, sehingga aku bisa kembali kepada keluarga dan hartaku.”

Sketsa golongan hitam dengan kematian.

Rosululloh saw melanjutkan sabdanya,”Ketika orang-orang kafir dan fasiq berada di ujung dunia dan gerbang akhirat, datanglah malaikat berwajah hitam kepadanya. Ia duduk di sebelahnya sambil melotot. Kemudian datanglah malaikat maut yang membawa tenunan kasar dan langsung menduduki kepalanya. Malaikat itu berkata,”Wahai jiwa yang kotor, keluarlah menuju amarah dan murka Alloh.” Bergetarlah badannya. Ruhnya dicabut dari badan, sebagaimana dicabutnya bulu wol yang basah dari alat panggang.

Seluruh malaikat di langit, bumi dan juga yang ber-ada di antara keduanya melaknat. Dicabutlah ruhnya dan segera ditaruh ke dalam tenunan kasar. Dari tempat itu berhembuslah bau bangkai yang paling busuk di dunia. Ruhnya dibawa naik. Setiap malaikat yang dila-lui pasti bertanya,”Ruh siapa yang buruk ini?” Dijawab, “Ruh Fulan bin Fulan”, dengan menyebut nama paling buruk yang pernah dipakai di dunia. Hingga sampai di ujung langit dunia, malaikat pembawa ruh itu minta di-bukakan pintu, dan tidak dikabulkan. Kemudian Rosululloh saw membaca ayat :
“Tidak akan dibukakan pintu langit bagi mereka, dan ti-dak akan masuk syurga, sampai seekor unta masuk ke lubang jarum.” (Qs. Al A’roof : 40).

Lalu Alloh SWT berfirman,”Tulislah catatannya dalam sijjin, di dasar bumi yang paling bawah.” Maka ruhnya dilemparkan begitu saja. Kemudian beliau membaca ayat :
“Barang siapa mempersekutukan Alloh dengan sesuatu, maka ia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan ke tempat yang jauh.”
(Qs. Al Hajj : 31).
Setelah ruh tersebut dikembalikan ke jasadnya, da-tanglah 2 malaikat yang duduk di sampingnya. Mereka bertanya,”Siapa Robbmu?” “Ah...ah...aku tidak tahu.” Malaikat berkata,”Apa agamamu?” “Ah...ah...aku tidak tahu,” jawabnya. “Siapakah lelaki ini yang pernah diu-tus kepadamu?” “Ah...ah...aku tidak tahu.” “Malaikat berkata,”Engkau tidak pernah tahu dan tidak pernah membaca Al Qur’an...” Terdengarlah suara dari langit,bahwa ia seorang pendusta.

Lalu disediakanlah baginya kasur dari neraka dan dibukakan pintu neraka. Ia merasakan panasnya api neraka dan angin panas yang berhembus darinya. Kuburnya pun menyempit, sehingga meremukkan tulang-tulangnya. Lalu datanglah seorang yang buruk rupa dan pakaiannya. Aromanya busuk menyengat. Ia berkata,”Berbahagialah dengan kejelekanmu. Inilah hari yang dijanjikan. Engkau enggan taat kepada Alloh, tetapi sangat bersemangat dalam bermaksiyat, maka Alloh mengganjarmu dengan kejelekan.” Mayit itu bertanya,”Siapa dirimu? Wajahmu sangat buruk.” Tamu itu berkata,”Akulah amalmu yang buruk.”

Setelah itu, hamba tadi yakin bahwa apa yang a-kan ia tempuh setelah alam kubur lebih dasyat dan ke-kal. Ia berdo’a kepada Robb (Tuhan)-nya,”Wahai Robb , janganlah berlakukan hari kiamat.” Setelah itu ia men-jadi buta, tuli dan bisu. Tangan malaikat memegang sepotong besi, yang bila dipukulkan ke sebuah gunung, gunung itu akan hancur. Ia dipukul dengan besi itu, hingga hancur menjadi tanah. Kemudian Alloh Y me-ngembalikan ia ke bentuk semula, dan kembali dipukul. Ia menjerit keras. Saking kerasnya, semua makhluk mendengarnya, kecuali manusia dan jin.

Alloh SWT berfirman :
Masuklah kamu ke dalamnya (rasakan panas apinya), maka baik kamu bersabar atau tidak, sama saja bagi kamu. Kamu diberi balasan terhadap apa yang telah kamu kerjakan.” (Qs. Ath Thuur : 16).

Penghuni kubur mempunyai dua kemungkinan, diadzab atau diberi nikmat. Boleh jadi satu liang lahat di-isi oleh beberapa jenazah. Yang satu kelak masuk surga, dan yang lain masuk neraka.

Tetapi, ada yang lebih menakjubkan daripada itu. Boleh jadi dalam tanah yang kita injak sekarang, suatu kaum diberi adzab, atau nikmat kubur. Boleh jadi di ba-wahwah tempat tidur kita saat ini ada sekelompok orang yang sedang terjerembab ke salah satu lubang neraka. Gejolak api neraka diperlihatkan di hadapan mereka, siang dan malam. Siapa tahu? Sedangkan jumlah manusia begitu banyak, sementara bumi semakin sempit.

Kuburan bisa menjadi taman surga atau parit neraka. Ia adalah wasit yang menyibak realitas. Tak ada ke-raguan. Jika seseorang meraih kebaikan di dalamnya, maka yang terjadi sesudahnya lebih mulia di sisi Robb (Tuhan)-nya. Tetapi bila keburukan yang menimpanya, maka kecelakaan mana lagi yang lebih hebat daripada yang menimpa mereka yang menghalangi jalan Alloh SWT?

Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah dalam hal adzab kubur.

Imam Ath Thohawy menyebutkan dalam kitab “Aqidah Islamiyyah” :”Kita meyakini adanya malaikat maut yang bertugas mencabut nyawa penduduk bumi. Kita juga percaya adanya adzab kubur yang akan me-nimpa siapa saja yang pantas mendapatkannya. Juga terhadap pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir dalam kubur, tentang Robb (Tuhan), agama dan Nabi. Sesuai dengan kabar yang datang dari Rosululloh melalui sha-habat-shahabatnya. Kita juga yakin bahwa kubur bisa menjadi salah satu taman surga, atau menjadi bagian dari lubang neraka.

Imam Ahmad berkata,”Adzab kubur adalah kepas-tian. Seorang hamba akan ditanya tentang agama, nabi, surga dan neraka. Malaikat Munkar dan Nakir pasti datang. Mereka berdua adalah “penguji” di alam kubur. Kita mohon keteguhan kepada Alloh.”

Imam Al Qurthuby menulis dalam kitab “At Tadzkiroh” :”Beriman kepada adzab kubur dan fitnah yang ada di dalamnya, hukumnya wajib. Kewajiban mempercayainya telah dijelaskan oleh Ash Shodiq (Rosululloh). Alloh akan menghidupkan kembali seorang hamba di kubur, membekalinya dengan akal sebagaimana sebelumnya agar ia mengerti pertanyaan yang diberikan kepadanya, dapat menjawab serta memahami apa yang datang dari Robb (Tuhan)nya dan apa yang telah ia persiapkan menghadapi alam kubur, entah berupa persiapan yang baik maupun yang buruk.

Syeikhul Islam Ibnu Taimiyyah ketika ditanya masalah ini menjawab,”Segala puji bagi Alloh, Ahlus Sun-nah wal Jama’ah berpendapat bahwa adzab atau nikmat kubur menimpa jiwa dan badan. Adzab atau nikmat atas jiwa, kadang terjadi terpisah dengan badan. Kadang adzab atas jiwa berhubungan dengan badan, dan badan berhubungan dengan jiwa. Maka dalam kondisi semacam ini, nikmat dan adzab bagi keduanya berkumpul, sebagaimana ruh juga bisa diadzab terpisah dari badan.”

Agar selamat dari adzab kubur

Sebuah riwayat yang disebut Ibnu Hibban dalam shohihnya, dan juga Al Hakim dalam “Al Mustadrok”, menyebutkan, diriwayatkan dari Abu Huroiroh ra dalam musnad dan lainnya, serta yang diriwayatkan Abu Ha-tim bin Hibban ra dalam shohihnya. Bahwa Nabi saw bersabda :”Sesungguhnya jika mayit telah diletakkan di kuburnya, mampu mendengar suara sandal mereka (yang menguburnya).

Jika ia seorang mukmin, sholat-nya hadir menemani di kepalanya. Puasa di samping kanan dan zakatnya di samping kiri. Amal lain seperti infaq, silaturrohim, amar makruf dan akhlaq yang baik ada di kakinya.

Kemudian 2 malaikat datang dari sebelah kepala. Sholatnya berkata,”Tidak ada yang bisa masuk dari arah sini”. Malaikat tadi pindah ke sisi kanannya dan dicegat oleh puasanya,”Tidak ada yang bisa masuk dari arah sini”. Lalu mereka mendatangi dari sebelah kaki. Shodaqoh, silaturrohim, amar makruf dan akhlaq baiknya mencegat,”Tak ada jalan masuk dari arah sini.” Akhirnya mereka berkata,”Duduklah.” Ia duduk men-dekat seperti matahari yang hendak tenggelam. “Biarkan aku sholat,” pintanya.

“Kamu mau sholat? Beritahu kami tentang bebera-pa hal yang akan kami tanyakan. Apa yang kamu ketahui tentang lelaki yang dahulu pernah bersamamu? Apa yang kau katakan tentangnya, dan bagaimana persaksianmu terhadapnya?” Ia menjawab,”Dia adalah Muhammad, kami bersaksi bahwa dia Rosul Alloh, dia datang membawa kebenaran dari Alloh.” Dikatakan kepadanya,”Atas keyakinan itu kamu hidup dan atas keyakinan itu pula kamu akan dibangkitkan, insya Alloh.” Kemudian dibukakan pintu surga. Kamudian dikatakan kepadanya,”Inilah tempat yang telah Alloh janjikan kepadamu.” Ia menjadi gembira dan bertambah riang. Kuburnya diluaskan hingga 70 hasta dan disinari cahaya terang. Jasadnya dikembalikan sebagaimana semula. Ruhnya diletakkan dalam hembusan burung yang bergantung di surga. Inilah yang difirmankan Alloh SWT :
“Alloh meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat, dan Alloh menyesatkan orang-orang yang dzolim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki.” (Qs. Ibrahim : 27)

Lalu disebutkan keadaan orang kafir yang bertolak belakang. Ia berkata,”Kuburnya disempitkan sehingga hancur tulang-tulangnya. Itulah “kehidupan sempit” yang dimaksud dalam firman Alloh :
“.....baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunnya pada hari kiamat dalam keadaan buta.” (Qs. Thoha : 16)

Kuburan berkata,”Aku bakar kafannya, kurobek badannya dan kusedot darahnya serta kukunyah dagingnya. Maukah kamu kuberitahu apa yang kuperbuat dengan anggota badannya? Aku cabut telapak ta-ngannya, lalu dari tangan ke lengan, dan dari lengan menuju pundak. Lalu kucabut pula lutut dari pahanya, dan paha dari lututnya. kucabut pula lutut dari betis, dan dari betis menuju telapak kakinya.”

Kubur memang tidak bisa bersuara lantang, layaknya seorang yang mengancam. Tetapi sesungguhnya ancamannya lebih dasyat dari siapapun. Ia memang tidak mempunyai tangan yang bisa diacung-acungkan. Juga tidak bisa menoleh ke kanan atau kekiri untuk menarik perhatian pendengar. Karena ia hanya menarik perhatian hati, bukan jasad.
Wallohu A’lam bish Showwab

Referensi :
- Awwalu Laylatin Fil Qobri - Dr. Aidh Al Qorni
- Ahwalul Qobri - Dr. Muh. Abdurrohman Al Uraifi
- Hada’iq Al Mauti - Syeikh Muhammad Husain Ya’qub


Edisi 2 Jumadil 'Ula 1430





MISTERI ADZAB PAGI HARI

Kepada...Setiap hamba yang terbangun di saat sebagian besar manusia sedang terbuai dalam tidur lelapnya. Sementara ia lebih memilih bertemu Rabb (Tuhan)-Nya.
Kepada...Setiap bapak yang memulai harinya dengan sholat subuh berjamaah, kemudian bersemangat mencari rizki Alloh U di muka bumi.
Kepada...Setiap ibu yang ber-kholwat dengan Alloh U sebelum ia menyiapkan sarapan pagi untuk keluarganya.
Kepada...Setiap pemuda yang merindukan adzan subuh dengan senantiasa menyambut kehadirannya.

Sungguh ada yang sangat menarik ketika memperhatikan pergantian siang dan malam. Diantara pergantian waktu saat mentari hendak beranjak, manusiapun turut ambil bagian dengan caranya masing-masing. Ada yang tidak peduli, ada yang penuh dengan kepedulian, tetapi ada yang salah dalam mengambil sikap.

Alloh SWT telah menciptakan waktu pagi dengan penuh hikmah di dalamnya. Pagi merupakan bentuk dari pergantian malam, dan kejadian demi kejadian yang mengiringinya juga semakin menakjubkan. Sungguh, di dalamnya terdapat pelajaran bagi orang-orang yang berakal. Alloh SWT berfirman :
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan ber-gantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal.” (Qs. Ali ‘Imron : 190)

Apabila kita perhatikan, banyak peristiwa penting yang terjadi di waktu pagi. Dimana sebagian besar manusia masih terlelap dalam tidurnya yang panjang. Misteri pagi hari memendam berjuta kejadian -mungkin juga lebih- , yang dapat mengingatkan kita dan mengambil hikmah di dalamnya.

MUSIBAH ADZAB DI PAGI HARI

Adzab Bani Rasib (Kaum Nabi Nuh as)
Adzab yang menimpa kaum Nabi Nuh u mulai terjadi di pagi hari. Alloh SWT tidak menyisakan seorang kafirpun di muka bumi setelah adzab itu terjadi. Seluruh pemeluk agama sepakat, mengakui adanya peristiwa taufan dan badai. Dimana Alloh SWT membukapintu-pintu langit, sehingga terjadilah hujan yang sangat deras, dan juga memancarkan air dari seluruh mata air di setiap penjuru bumi.

Adzab Kaum ‘Aad (Kaum Nabi Hud as)
Alloh SWT menurunkan adzab-Nya yang berupa awan hitam yang hadir ke perkampungan Kaum ‘Aad pada waktu subuh. Awan yang berisi angin dingin yang bertiup kencang dan mematikan. Angin itu bertiup selama 8 hari 7 malam, hingga tidak ada seorang kafirpun yang tersisa. Bahkan angin tersebut mengejar mereka sampai ke celah-celah gunung dan gua. Tempat tinggal dan benteng-benteng yang dibanggakan Kaum ‘Aad juga dihancurkan.

Adzab Kaum Tsamud (Kaum Nabi Sholih as)
Nabi Sholih as berkata kepada kaum kafir yang memusuhinya, “Bersenang-senanglah kalian selama 3 hari, itu adalah janji yang tidak dapat didustakan.” (Artinya, Kaum Tsamud diberi tenggang waktu 3 hari untuk menikmati kehidupan dan kekafiran mereka. Pada hari yang ditentukan Alloh SWT akan mendatang-kan adzab-Nya.
Pada pagi hari yang ditentukan, yaitu hari Kamis, wajah Kaum Tsamud berubah berwarna kuning. Pagi hari yang ke 2 (Jum’at), wajah mereka berubah menjadi merah. Pagi hari ke 3 (Sabtu), wajah mereka berubah menghitam. Dan pada saat mulai terbit hari Ahad, muncullah suara keras yang menguntur dari langit dan gempa yang sangat dasyat dari bumi. Nyawa orang-orang kafir dari Kaum Tsamud melayang dalam satu waktu.

Adzab Kaum Sadum / Soddom (Kaum Nabi Luth as)
Pada waktu subuh, Alloh SWT menjadikan Negeri Sadum terbalik. Qotadah dan ulama-ulama lain mengatakan bahwa pada pagi itu Jibril mengembangkan sayapnya. Dan dengan sayap itu Jibril mengumpulkan segala yang ada di bumi. Jibril merengkuh semuanya ke dalam sayapnya. Selanjutnya Jibril membawanya ke langit, sehingga penduduk langit mendengar suara manusia dan suara anjing. Setelah itu, Jibril memuntahkannya ke bumi secara terbalik. Lalu mereka dilempari batu dengan sangat keras. Ibnu Katsir menjelaskan, di setiap batu yang menyerang Kaum Sadum, telah ditulis nama-nama orang yang akan ditimpanya.

Adzab Pasukan Raja Namrudz (Kaum Nabi Ibrahim as)
Zaid bin Aslam mengatakan, bahwa Alloh SWT mengirim malaikat kepada raja yang sombong itu agar beriman kepada Alloh SWT, tapi ia menolaknya. Lalu malaikat mengajak untuk kedua kalinya, hingga sampai ketiga kalinya, tetapi ia terus menolak. Kemudian malaikat berkata, “Kumpulkan semua yang dapat kamu kumpulkan, dan aku akan mengumpulkan bala tentaraku.” Raja Namrudz segera mengumpulkan seluruh bala tentaranya pada saat matahari terbit. Kemudian Alloh SWT mengirimkan pasukan lalat yang tidak terlihat oleh mereka. Lalu lalat-lalat itu memakan daging dan darah mereka, dan hanya menyisakan tulang belu-lang saja. Kemudian salah satu lalat, masuk ke dalam hidung Namrudz dan menetap di dalamnya selama 400 tahun. Dengan lalat itulah Alloh SWT mengadzab Namrudz. Dan Namrudz selalu memukuli kepalanya dengan besi selama itu, sehingga Alloh SWT membinasakannya.

Kalau kita perhatikan berbagai adzab yang menimpa beberapa kaum kafir dan durhaka di masa-masa Nabi-Nabi terdahulu, terjadi pada waktu pagi. Bukankah Alloh SWT mampu menghancurkan mereka kapan saja ? Apakah pagi hari memiliki makna yang begitu penting ?

Kita renungkan sejenak....!

Tsunami Aceh
“Serambi Makkah”, 25 Desember 2004, tepat pa-da hari natal sekaligus malam Minggu. Sebagian muda mudi keluar hanya untuk bersenang-senang. Sebagian lagi bergabung dengan turis-turis asing untuk pesta pora. Malam itu “Serambi Makkah” telah hilang namanya. Ahad pagi, 26 Desember 2004, dalam sekejap Samudra Hindia terbelah, dengan melemparkan ge-lombang warna hitam -karena tercampur batu dan pasir setinggi tiga kali pohon kelapa. Subhanalloh, fenomena alam yang sangat mengerikan. Selain itu pula, tsunami juga diiringi dengan gempa yang sangat dasyat. Gempa ini merupakan gempa terdasyat dalam kurun waktu 40 tahun terakhir yang menghantam wilayah Asia Tenggara dan Asia Selatan. Tercatat korban di Indonesia yang meninggal sekitar 126.915 jiwa, hilang mencapai 37.063 jiwa dan kehilangan tempat tinggal sebanyak 517.000 jiwa.

Gempa Yogyakarta
Pada hari Sabtu, di pagi hari 27 Mei 2005, tepat pukul 05.53 WIB, Yogyakarta digemparkan dengan gempa berkekuatan 5,9 skala richter. Tercatat korban meninggal 200 jiwa. Ternyata bukan gunung Merapi yang meletus. Dimana selama satu bulan sebelum gempa terjadi, gunung Merapi memamerkan keganasannya. Bukan gunung Merapi yang meletus, tetapi Alloh SWT menghendaki cara lain untuk menegur penduduk Yogya dan Jawa Tengah yang memang lekat dengan tradisi-tradisi kejawen (budaya Jawa) yang berbau syirik dan khurafat.

Longsor di Banjarnegara
Alloh SWT menghendaki bencana terjadi di pagi buta, tepatnya pukul 03.00 WIB, hari Rabu 4 Januari 2006. Tanah longsor itu menyapa dukuh Gunungraja, desa Sijeruk, kecamatan Banjarmangu, kabupaten Banjarnegara. Sekitar 102 rumah tertimbun tanah dan sekitar 200 warga terkubur hidup-hidup. Tanah longsor ini terjadi tanpa tanda-tanda sebelumnya. Dan bukan akibat penebangan hutan atau kerusakan alam. Saat itu, Alloh SWT memperlihatkan kebesaran-Nya sebagai tanda bagi orang yang berfikir.

Sekiranya musibah-musibah di atas hanya sebagian peristiwa atau musibah besar bagi manusia dan mahluk lainnya, dan cukup untuk menjelaskan bagaimana Alloh SWT menghendakinya di pagi hari. Bayangkan, apa jadinya jika musibah itu menghampiri kita di pagi hari, namun kita masih asyik tertidur dan melewatkan sholat Shubuh ? Subhanallah..........!

Hikmah di balik musibah

Pertama ; - musibah bermakna adzab.
Hal ini berlaku bagi orang-orang kafir dan setiap orang yang dzolim kepada-Nya.

Ke dua ; - musibah bermakna teguran.
Hal ini berlaku bagi kaum Muslimin yang masih suka memperturutkan hawa nafsu. Terkadang mereka taat, tetapi di waktu yang lain mereka bermaksiat kepada Alloh SWT.

Ke tiga ; - musibah bermakna ujian.
Hal ini berlaku bagi orang-orang yang beriman dengan sungguh-sungguh dan penuh kemantapan.

Adzab dan musibah yang Alloh SWT berikan kepada kaum-kaum terdahulu dan sekarang, merupakan pe-lajaran bagi generasi yang hidup sesudahnya. Peristiwa-peristiwa itu ditetapkan Alloh SWT untuk mengingatkan diri kita, agar senantiasa beriman kepada Alloh SWT dengan sebenar-benar iman.

Menurut Raghib As Sirjani, bahwa waktu pagi, terutama waktu subuh, merupakan waktu perubahan. Di waktu inilah, saat yang pertama keadilan muncul setelah kedzoliman. Saat yang pertama datang keba-ikan datang setelah kerusakan.

Waktu pagi adalah saat perubahan, pengokohan, kemuliaan dan diangkatnya derajat orang-orang yang beriman. Alloh SWT telah membinasakan kaum yang durhaka dan mengokohkan orang yang beriman ke-pada-Nya. Adzab adalah pembatas yang jelas, dimana Alloh SWT membatasi kehidupan jahiliah dengan kehidupan orang-orang yang bertaqwa.

Di antara pemuliaan Alloh SWT terhadap hamba-hamba-Nya (yang bertaqwa) di pagi hari.

Perang Badar
Perang Badar adalah perang pertama sekaligus perang penentu bagi gerak dakwah Rosululloh saw. Jika dalam perang itu Kaum Muslimin dapat memenang-kannya, maka dakwah Islam akan berlanjut, tetapi jika mengalami kekalahan maka penegakan kalimatulloh akan semakin sulit. Perang Badar terjadi dimulai tepat di pagi hari pada 17 Ramadhan 2 H. Kekuatan Kaum Muslimin terdiri dari 313 personil, yang dipimpin langsung oleh Rosululloh saw, dengan 2 orang penunggang kuda dan 70 ekor unta, yang tiap ekor unta dinaiki dua sampai tiga orang. Sedangkan kekuatan kafirin terdiri 1200 personil, yang dipimpin oleh Abu Jahal, dengan 100 penunggang kuda dan 600 pasukan berbaju besi. Perang Badar telah melukiskan kisah tersendiri dalam sejarah Islam, dengan kemenangan gemilang Kaum Muslimin.

Perang Khandaq / Ahzab
Perang ini merupakan persekongkolan dari orang-orang Yahudi dari Bani Nadzir dan kabilah-kabilah kafir Quroisy serta sekutu-sekutunya. Dengan kekuatan 10 ribu personil, pasukan koalisi tersebut menge-pung Madinah di pagi hari. Sementara kekuatan Kaum Muslimin di pagi itu sekitar 3000 personil. Perang ini terjadi pada bulan Syawal hingga Dzulqo’dah. Perang Khandaq adalah perang yang cukup mencekam di Madinah, karena dikepung oleh pa-sukan yang jumlahnya lebih besar dari penduduk madinah, termasuk wanita dan anak-anak. Pasukan kafir menyerang Madinah tepat di pagi hari, apa jadinya jika di pagi itu tidak ada persiapan apa-apa dari Kaum Muslimin.

Fathul Makkah
Pada waktu dluha, Selasa 17 Ramadhan 8 H, Rosululloh beserta shahabatnya sebanyak 10 ribu orang memasuki Masjidil Harom - Makkah, dalam rangka memerangi orang-orang kafir. Tidak ada perlawanan sama sekali dari orang-orang kafir. Mereka berlari ketakutan dan menutup rapat pintu rumah mereka. Penaklukan Makkah merupakan keberhasilan perjuangan Rosululloh saw, sekaligus tonggak kejayaan Islam.

Pembaiatan Amirul Mukminin Umar bin Khottob ra
Az Zuhri berkata, “Umar menjadi kholifah di hari meninggalnya Abu Bakar, yaitu Selasa tanggal 22 Jumadil Akhir.” Umar bin Khottob ra di baiat menjadi kholifah setelah shalat subuh di Masjid Nabawi.

Kesyahidan Umar dan Ali
Umar bin Khottob ra syahid pada bulan Dzulhijjah 23 H, ketika akan mengimami sholat subuh. Umar dibunuh dengan beberapa tusukan pisau oleh Abu Lu’lu’ah, seseorang yang beragama Majusi.
Ali bin Abi Tholib ra syahid pada bulan Ramadhan 40 H. Kala itu menjelang subuh, Ibnu Nabbah - seorang mu’adzin datang mengetuk pintu rumahnya. Dia berkata, “Sholat, sholat.” Ketika Ali t keluar dari rumahnya, Ibnu Muljam yang sudah merencanakan pembunuhan Ali t, segera menyerang dengan menyabetkan pedang ke wajah Ali ra. Pedang itu mengenai wajah dan kening hingga ke otak beliau. Dan Ibnu Muljam berhasil dikepung dan dibunuh Kaum Muslimin.

Nabi Isa turun ke dunia
Isa bin Maryam as turun ke bumi di menara putih. Pada waktu akan dilaksanakan sholat subuh di suatu masjid, di Damaskus - Syiria. Ibnu Katsir berkata, “Terdapat hadits-hadits yang muttawatir bahwa Rosululloh saw memberitahukan turunnya Isa sebelum kiamat sebagai pemimpin yang adil.”

Subhanalloh, betapa Alloh SWT memuliakan dan memberi keistimewaan di waktu pagi. Tak ada waktu lain yang mendapat perhatian lebih dari-Nya, sebagaimana Dia menjadikan waktu pagi sebagai waktu yang penuh dengan keutamaan. Sebagaimana Alloh SWT berfirman
- “Demi fajar” (Qs. Al Fajr : 1)
- “Dan malam ketika berlalu. Dan bila subuh mulai te-rang” (Qs. Al Mudatsir : 33-34)
- “Demi malam apabila telah hampir meninggalkan gelapnya. Dan demi subuh apabila fajarnya mulai menyingsing.” (Qs. At Takwir : 17-18)
- “Demi waktu dluha” (Qs. Adl Dluha : 1)

Berbagai amalan yang penuh barokah di pagi hari :

- Sholat malam (qiyamul lail), terutama di 1/3 malam.
“Hai, orang yang berselimut (Muhammad), bangun-lah (untuk sholat) di malam hari, kecuali sedikit (dari-nya), (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit.” (Qs. Al Muzzamil : 1-3)

- Do’a dan dzikrulloh.
“Robb (Tuhan) kita Tabaaroka wa Ta’alaa turun pada setiap malam ke langit dunia ketika malam tinggal 1/3 akhir, lalu berfirman,”Barangsiapa yang berdoa kepada-Ku niscaya Aku kabulkan, barangsiapa yang meminta kepada-Ku maka akan Aku beri, dan barangsiapa yang meminta ampun kepada-Ku maka Aku ampuni dia.”
(HR. Bukhori - Muslim)

- Membaca Al Qur’an dan mempelajarinya.
“Sesungguhnya bacaan Qur’an di akhir malam adalah disaksikan.”
(HR. Muslim - Ahmad)

- Istighfar dan taubat.
“Dan memohonkan ampunan di waktu pagi sebelum fajar” (Qs. Adz Dzariyat : 18)

- Sholat sunnah fajar
“2 rokaat fajar (sebelum subuh) lebih baik dari dunia dan seisinya.” (HR. Muslim)

- Sholat subuh berjama’ah.
“Sesungguhnya sholat yang paling berat bagi orang munafik adalah sholat isya’ dan sholat subuh. Sekiranya mereka mengetahui apa yang terkandung di dalamnya, niscaya akan mendatangi keduanya sekalipun dengan merangkak.”
(HR. Bukhori - Muslim)

- Dzikir pagi setelah subuh.

- Sholat dluha
“Barangsiapa yang subuh berjamaah, kemudian du-duk berdzikir kepada Alloh Ta’alaa hingga terbitnya matahari, dilanjutkan dengan sholat 2 rokaat, itu sama dengan pahala haji dan umroh yang sempurna.” (HR. At Tirmidzi)

- Beramal sholih dalam setiap kesempatan.


Alloh SWT telah memberi gambaran tentang kehancuran suatu kaum dengan adzab-Nya di waktu pagi. Maka hendaklah kita memperbanyak taubat dan ketaqwaan kepada Alloh SWT. Agar Dia menjadikan kita sebagai bagian dari orang-orang yang beriman, dan menjauhkan kita dari adzab-Nya.

Sungguh, kunci untuk mendapatkan kesuksesan dunia dan akhirat ada pada waktu pagi. Siapa yang mampu memanfaatkannya, insyaAlloh ia akan keluar dengan percaya diri dengan penuh kesuksesan dunia dan akhirat. Sedangkan siapa yang melewatkannya, berarti ia telah melewatkan sebuah kesempatan emas. Dan di dunia dan akhirat nanti akan mengalami kerugian.

Wallohu a’lam bish Showwab


Dinukil dari buku :
MISTERI ADZAB DI PAGI HARI oleh Abdullah Al faruq.
Penerbit Pustaka iltizam - Surakarta

Edisi 1 Shoffar 1430





KEBIASAAN NABI saw YANG DIREMEHKAN


“Hayya ‘alal falah....!” , lewat muadzin Alloh SWT menyeru para hamba-Nya untuk menuju kebahagiaan dan kemenangan yang hakiki. Tak banyak yang bersegera menyambut seruan itu. Ada yang masih asyik dengan permainan dan kesenangannya, terlelap dalam tidurnya, sibuk dalam pekerjaan dunianya dan berbagai aktivitas selain memenuhi seruan itu.


Sejatinya, memenuhi seruan itu adalah prioritas amal yang harus didahulukan. Demikianlah yang Rosululloh saw ajarkan. Beliau bersama para shahabat senantiasa mengerjakan sholat wajib 5 waktu dengan berjamaah di masjid.


Suri tauladan yang terbaik dari realita yang menakjubkan telah diwariskan oleh para salaf (umat terdahulu) sehubungan dengan sholat berjamaah. Dikisahkan, seorang shahabat bernama ‘Amir bin Abdullah ra sedang dalam keadaan sakit. Dan rumahnya dekat dengan masjid. Kala ia mendengar suara muadzin, iapun mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya.Lantas ia berkata, “Tuntunlah aku!” Seseorang berkata, “Sungguh, anda tengah sakit.” Ia menjawab, “ Aku mendengar panggilan dari Alloh, haruskah aku tidak memenuhinya?” Maka orang-orangpun memegangi tangannya dengan menuntunnya. Waktu itu sholat maghrib, setelah mendapatkan satu rokaat bersama imam, ‘Amir wafat. (Tarikh Umar 243, Az Zuhd Imam Ahmad 182).


Adapun Umar bin Khottob ra yang tengah pingsan langsung siuman begitu diperdengarkan kepadanya satu kata, “sholat”. Miswar bin Makhromah ra mengisahkan, Umar ditikam dan langsung pingsan, seseorang berkata, “Kalian tidak akan mendapati sesuatu yang lebih mengagetkan kecuali sholat, jika masih ada kehidupan kepadanya.” Kemudian orang-orang berkata, “Wahai Amirul Mukminin, sholat telah dilaksanakan.” Lalu ia siuman dan berkata, “Sholat .....inilah Ya Alloh (aku kan segera melaksanakannya), sesungguhnya tiada tempat di dalam Islam bagi siapa yang meninggalkannya.” Selanjutnya beliau melaksanakan sholat, meski dari lukanya mengucur darah segar. (Tarikh Umar : 243, Az Zuhd Imam Ahmad : 182). Alloh SWT telah meridloinya dan merekapun ridlo kepada-Nya. Para shahabat sangat mengerti perhatian dan keseriusan Umar ra terhadap sholat.

Di zaman ini, sebagian orang justru baru tidur pada waktu-waktu sholat. Sebagian lagi mendengar orang yang mengingatkannya untuk sholat tetapi tetap saja ia pulas dalam tidurnya. Ada juga yang diteriakkan kepadanya untuk sholat, namun tetap saja tidak menyaut.


Bila kita perhatikan dari sebagian besar kaum Muslimin di beberapa negeri, betapa berkurangnya perhatian mereka terhadap sholat, terutama sholat berjama’ah. Sehingga hal itu menyebabkan sepinya masjid-masjid yang ada. Dan kurangnya pemakmuran terhadap masjid.


Pelaksanaan sholat berjama’ah mengandung makna pelaksanaan perintah Alloh, sebagai bentuk ibadah yang dilaksanakan oleh orang-orang yang beriman.Alloh SWT berfirman : “Dirikanlah sholat, tunaikan zakat dan rukuklah bersama orang-orang yang rukuk” ( Qs. Al Baqoroh : 43 ).


Ibnu Katsir rohimahulloh mengatakan dalam tafsirnya, “Maksudnya jadilah kalian selalu bersama orang-orang yang beriman di dalam melaksanakan amalan mereka dengan sebaik mungkin, diantaranya yang lebih khusus dan paling sempurna adalah pelaksanaan sholat.” Banyak ulama menjadikan ayat ini - Qs. Al Baqoroh : 43 - sebagai dalil mengenai kewajiban sholat berjama’ah.

(Lihat : Tafsir Ibnu Katsir,I/90-Tafsir Ibn Sa’di,I/44-Tafsir Al Qurthubi,I/348-Ash Sholah ,Ibnu Qoyyim ).


Sholat jama’ah merupakan makna dari pelaksanaan agama, syiar Islam, serta bukti terbesar bagi manusia yang menunjukkan bahwa dia adalah Muslim. Para ulama mengatakan, “Jika penduduk suatu negeri sudah meninggalkan sholat jama’ah, maka mereka diperangi. Dan jika penduduk suatu kampung itu meninggalkan sholat berjama’ah, maka mereka dipaksa untuk melaksanakannya.”

(Al Majmu’ Syarh Al Muhadzdzab IV/182 - Al Mausu’ah Al Fiqhiyyah Al Kuwaitiyyah VVII/165).


Diantara faedah sholat berjama’ah :


1. Bukti keimanan.

Alloh SWT telah memberikan kesaksian akan adanya keimanan pada diri orang yang memakmurkan masjid, bahwa mereka adalah orang-orang yang diberi petunjuk oleh Alloh SWT menuju kebenaran. Alloh SWT berfirman :

“Hanyasanya orang-orang yang memakmurkan masjid-masjid Alloh adalah orang-orang yang beriman kepada Alloh dan hari kemudian, serta tetap mentegakkan sholat, menunaikan zakat dan tidak takut selain kepada Alloh. Merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk” ( Qs. At Taubah : 18 ).


2. Diampuninya dosa-dosa.

Rosululloh saw bersabda :

“Barangsiapa berwudlu, lalu menyempurnakan wudlunya, kemudian berjalan menuju sholat fardlu, lalu dia mengerjakannya bersama orang lain atau berjama’ah atau di masjid maka Alloh akan mengampuni dosa-dosanya.” (HR. Muslim).


3. Penghapus kesalahan, mengangkat derajat dan pahala seperti ibadah ribath (berjaga diperbatasan dalam berperang di jalan Alloh SWT).

Rosululloh saw bersabda :

“Maukah aku tunjukkan kepada kalian tentang sesuatu, yang dengan itu Alloh akan menghapuskan kesalahan, dan dengan itu pula Alloh kan mengangkat derajat? Mereka menjawab, “Ya, wahai Rosululloh.” Rosululloh bersabda, “Menyempurnakan wudlu, sekalipun dalam kondisi yang tidak menyenangkan, banyak melangkah kaki ke masjid, dan menunggu (pelaksanaan) sholat jama’ah setelah mengerjakan sholat sebelumnya. Yang demikian itu adalah (sama dengan) ribath.”

(HR. Muslim).


4. Dipersiapkan tempatnya di surga.

Rosululloh saw bersabda :

“Barangsiapa pagi berangkat ke masjid atau sore hari, maka Alloh menyiapkan untuknya tempat tinggal di dalam surga setiap pagi dan petang.

(HR. Bukhori dan Muslim).


5. Pahala seperti ibadah haji dan umroh.

Rosululloh saw bersabda, “Barangsiapa berjalan kaki menuju pelaksanaan sholat fardlu berjama’ah, maka hal itu adalah seperti pelaksanaan ibadah haji. Dan barangsiapa menuju pelaksanaan sholat sunah, maka hal itu seperti pelaksanaan ibadah umroh yang bersifat sunah.” (HR. Ahmad dan Abu dawud).


6. Mendatangkan kekaguman Alloh SWT.

Rosululloh saw bersabda :“Sesungguhnya Alloh kagum terhadap sholat yang dilaksanakan berjama’ah.”

(HR, Ahmad).


Dan seterusnya.


Setelah kita mengetahui berbagai keutamaan, fa-edah dan manfaat sholat berjama’ah - yang tidak ada yang tahu batasannya, kecuali Alloh SWT - maka menjadi jelaslah bagi kita betapa agungnya sholat jama’ah, pentingnya sholat jama’ah dan kedudukannya dalam Islam, melalui nash-nash dari Kitab dan Sunah.


Beberapa kerugian meninggalkan sholat berjama’ah :


1. Ancaman dari Alloh SWT dan Rosululloh saw.

“Pada hari betis disingkapkan dan mereka dipanggil untuk bersujud, maka mereka tidak kuasa, (dalam keadaan) pandangan mereka tunduk ke bawah lagi mereka diliputi kehinaan. Dan sesungguhnya mereka dahulu di dunia diseru untuk bersujud, dan mereka dalam keadaan sejahtera.” ( Qs. At Qolam : 42-43 ).

Ibrahim At Taimimy berkata : “Maksud dari ayat di atas adalah diseru kepada sholat wajib dengan adzan dan iqomah.”

Rosululloh saw bersabda : “Sungguh aku hampir saja memerintahkan untuk sholat diiqomati, lalu aku perintahkan seseorang untuk mengimami orang-orang. Sedang aku dan beberapa orang lagi pergi sambil membawa seonggok kayu bakar untuk membakar rumah orang-orang yang tidak menghadiri sholat berjama’ah.” (HR. Bukhori dan Muslim).


2. Terkuasai oleh syetan.

Rosululloh saw bersabda :

“Tidaklah 3 orang berada di suatu kampung, atau berada di padang pasir, lalu tidak didirikan sholat di tengah-tengah mereka, kecuali syetan akan menguasai mereka. Maka dari itu, kalian harus berjama’ah. Sesungguhnya srigala itu hanya akan memangsa domba yang sendirian.”

(HR. Ahmad, Abu Dawud dan An Nasa’i).


3. Salah satu ciri orang munafiq.

Rosululloh saw bersabda :

“Tidak ada sholat yang lebih berat atas orang-orang munafiq daripada sholat subuh dan isya’. Seandainya mereka tahu apa yang ada pada keduanya, tentu mereka akan mendatanginya sekalipun dengan merangkak.” (HR.Bukhori dan Muslim).


4. Termasuk golongan orang yang lalai.

Rosululloh saw bersabda :

“Apakah kaum itu mau menyudahi tindakannya meninggalkan sholat berjama’ah, atau Alloh akan menutup mereka, sehingga kemudian mereka menjadi orang-orang yang lalai.” (HR. Ibnu Majah).


Dan masih banyak lagi ancaman-ancaman bagi orang yang meninggalkan sholat berjama’ah tanpa adanya udzur. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya syari’at sholat berjama’ah bagi manusia.


Setelah kita mengetahui dalil syar’i, dan beberapa faedah sholat jama’ah, serta ancamam bagi orang yang meninggalkannya, berikut adalah perkataan dari ulama-ulama salaful ummat (ulama-ulama terdahulu) berkenaan dengan sholat berjama’ah. Dari sini kita ber-muhasabah (intropeksi) - dimana posisi kita.


- Ibnu Mas’ud dan Abu Musa Al Asy’ari ra berkata :

“Barangsiapa mendengar panggilan adzan, kemudian dia tidak memenuhi panggilan itu tanpa adanya udzur, maka tidak ada (nilai) sholat baginya.”


- Abu Huroiroh ra berkata :

“Jika kedua telinga anak Adam terisi cairan timah panas, maka hal itu lebih baik baginya daripada jika dia mendengar muadzin yang mengumandangkan adzan, lalu dia tidak memenuhinya.”


- Ibnu Abbas ra pernah ditanya mengenai seseorang yang mengerjakan puasa di siang hari dan sholat qiyamullail di malam hari, namun dia tidak menghadiri sholat jum’at dan sholat berjama’ah. Lalu beliau menjawab, “Dia berada di neraka.”


- Imam Al Bukhori rohimahulloh berkata :

Para ulama dari kalangan Hanafiyah dan malikiyah berpendapat, bahwa sholat berjama’ah adalah sunnah mu’akkadah. Akan tetapi mereka menganggap berdosa orang yang meninggalkan sunnah mu’akkadah dan menganggap sah sholat tanpa berjama’ah. Perbedaan pendapat antara mereka dengan kalangan yang berpendapat wajibnya sholat berjama’ah hanyalah bersifat lafdzi (hanya beda pengungkapan kata). Demikian juga, sebagian dari mereka dengan jelas-jelas menyatakan wajib.”


- Imam Asy Syafi’i rohimahulloh berkata :

“Kami tidak memberikan rukhshoh bagi orang yang mampu mengerjakan sholat berjama’ah untuk tidak menghadiri sholat jama’ah, kecuali ada udzur.”


- Al Allamah Ala’uddin As Samarqondi (salah seorang pembesar ulama madzab Hanafi) rohimahulloh berkata :

“Sholat jama’ah adalah wajib, sedangkan sebagian dari shahabat kami menamakannya sebagai sunnah mu’akkadah, padahal keduanya (wajib dan sunnah mu’akkadah) adalah sama. Dasarnya adalah riwayat, bahwa Rosululloh r senantiasa mengerjakannya secara berjama’ah. Demikian juga umat beliau sejak zaman Rosululloh hingga zaman kita sekarang ini. Di samping itu, Beliau mengingkari orang yang meninggalkannya. Ini merupakan batasan wajib bukan sunah.”


- Syeikhul islam Ibnu Taimiyyah rohimahulloh berkata

“Orang yang terus menerus meninggalkan sholatberpendapat, bahwa sholat berjama’ah adalah sunnah mu’akkadah. Akan tetapi mereka menganggap berdosa orang yang meninggalkan sunnah mu’akkadah dan menganggap sah sholat tanpa berjama’ah. Perbedaan pendapat antara mereka dengan kalangan yang berpendapat wajibnya sholat berjama’ah hanyalah bersifat lafdzi (hanya beda pengungkapan kata). Demikian juga, sebagian dari mereka dengan jelas-jelas menyatakan wajib.”


- Imam Asy Syafi’i rohimahulloh berkata :

“Kami tidak memberikan rukhshoh bagi orang yang mampu mengerjakan sholat berjama’ah untuk tidak menghadiri sholat jama’ah, kecuali ada udzur.”


- Al Allamah Ala’uddin As Samarqondi (salah seorang pembesar ulama madzab Hanafi) rohimahulloh berkata :

“Sholat jama’ah adalah wajib, sedangkan sebagian dari shahabat kami menamakannya sebagai sunnah mu’akkadah, padahal keduanya (wajib dan sunnah mu’akkadah) adalah sama. Dasarnya adalah riwayat, bahwa Rosululloh saw senantiasa mengerjakannya secara berjama’ah. Demikian juga umat beliau sejak zaman Rosululloh hingga zaman kita sekarang ini. Di samping itu, Beliau mengingkari orang yang meninggalkannya. Ini merupakan batasan wajib bukan sunah.”


- Syeikhul islam Ibnu Taimiyyah rohimahulloh berkata

“Orang yang terus menerus meninggalkan sholatberjama’ah adalah orang yang buruk. Dia harus diingkari dan harus dicegah dari tindakan melakukan itu. Bahkan dia bisa diberi hukuman dan ditolak kesaksiannya, sekalipun ada pendapat yang mengatakan bahwa sholat jama’ah itu fardlu kifayah.”


Setelah ditampilkan berbagai atsar dan pendapat para ulama pendahulu umat ini, maka jelaslah bagi kita bahwa sholat berjama’ah adalah wajib, sekalipun bukan merupakan syarat bagi sahnya sholat.Walaupun ungkapan dari para ulama berbeda di dalam menghukumi sholat jama’ah (antara fardlu’ain, fardlu kifayah atau sunnah mu’akkadah), namun mereka satu pendapat, bahwa orang yang meninggalkan sholat berjama’ah tanpa udzur adalah berdosa. Perbedaan pendapat mereka hanya bersifat lafdzi (pengungkapan kata).


Kita memohon kepada Alloh SWT agar menjadikan diri kita termasuk orang yang mentegakkan sholat, menunaikan zakat dan rukuk bersama orang yang rukuk.


Walloh a’lam bish Showwab

Referensi :

- Hayya ‘alal falah, arba’una fa’idah min fawa’id sholatil jama’ah.

(Syeikh Musnid bin Muhsin Al Qothony)

- Al Kabair. (Imam Adz Dzahabi).

- Wats tsamanu al jannah. (Abdul Malik bin Muhammad Al Qosim).