Rabu, 19 Agustus 2009

Edisi 4




SYIRIK Kedurhakaan Terbesar

Aqidah adalah dasar utama dibangunnya umat ini, maka baik buruknya suatu umat tergantung dari keselamatan aqidah dan fikroh (pemikiran)-nya. Dari sini pula risalah nabi dimulai, yaitu memperbaiki aqidah umat. Dan karena ini pula permusuhan abadi antara golongan Alloh SWT dan barisan iblis laknatulloh akan terus berlanjut sampai hari kiamat.


Ibadah adalah tujuan utama diciptakannya jin dan manusia. Alloh SWT berfirman :

“Dan tidak Aku ciptakan jin dan manusia selain hanya untuk beribadah kepada-Ku” (Qs. Adz Dzariyat : 56)


Ibadah juga merupakan hak mutlak Alloh SWT yang harus ditunaikan oleh hamba-Nya. Sebagaimana sabda Nabi SAW kepada Muadz bin Jabal ra :”Tahukah engkau apakah hak Alloh? Selanjutnya Nabi SAW bersabda, “Hak Alloh yang harus ditunaikan hamba-Nya adalah mereka menyembah-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Sedangkan hak hamba atas Alloh adalah Alloh tidak akan menyiksa orang yang tidak berbuat syirik sedikitpun.” (HR. Bukhori).


Hak Alloh atas hamba-Nya ini, tidak boleh didahului oleh urusan apa pun dan hak seorang pun. Mendahulukan hak Alloh ini di atas seluruh hak yang lain, dan keberadaannya menjadi dasar dibangunnya seluruh hukum-hukum agama. Hak yang agung ini dinamakan dengan Tauhid Ubudiyah (peribadatan) atau Tauhid Uluhiyah (penyembahan) atau Tauhid Tholab (tuntutan) dan Tauhid Al Qoshdu (tujuan)

Kita bisa melihat bagaimana Rosululloh SAW tinggal di kota Makkah menegakkan kalimat tauhid dan meninggalkan segala bentuk kesyirikan. Dan Al Qur’anul Karim dengan sebagian besar ayat-ayatnya menegaskan perintah untuk bertauhid dan melarang kebalikannya (yaitu perbuatan syirik).

Jadi, bila tauhid dalam ibadah merupakan perkara asal di alam ini yang bisa mangantarkan pelakunya selamat dunia dan akhirat, maka syirik merupakan perkara baru yang muncul dan masuk ke dalam ibadah yang mengantarkan pelakunya kekal di dalam neraka.


SYIRIK DOSA TERBESAR

Alloh SWT berfirman :

“Sesungguhnya Alloh tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya.”

(Qs. An Nisa’ : 48)


Makna syirik menurut tinjauan syar’i, adalah :

- Syirik adalah lawan dari Tauhid Rubbubiyah yaitu meyakini bahwa ada yang mengatur alam ini selain Alloh SWT, pengaturan yang tidak mungkin dimampui kecuali oleh Alloh SWT.

- Syirik sebagai lawan kata dari Tauhid Asma’ wa Shifat yaitu meniadakan seluruh Nama-Nama dan Sifat-Sifat Alloh SWT atau menganggap hakikat-Nya serupa dengan hakikat nama dan sifat makhluk-Nya, atau menyamakan kedudukan makhluk dengan Kholiq (Alloh SWT).

- Syirik sebagai lawan dari Tauhid Ulluhiyah yaitu memalingkan satu bentuk ibadah kepada / karena selain Alloh SWT.

(Mukhtashor Ma’arijul Qobul - Hisyam bin Abdul Qodir bin Muhammad).


Diantara bahaya-bahaya yang diakibatkan oleh per-buatan syirik kepada Alloh SWT, di dunia dan akhirat :


1. Merupakan salah satu dosa yang tidak terampuni, kecuali dengan tobat dan kembali ke agama Alloh SWT.

Alloh SWT berfirman :

“Sesungguhnya Alloh tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya.”

(Qs. An Nisa’ : 48)


2. Syirik merupakan kedzaliman yang paling besar

“Sesungguhnya mempersekutukan (Alloh) adalah benar-benar kedzaliman yang besar.”

(Qs. Luqman :13)


3. Syirik merupakan sumber dari segala sumber bencana dan musibah di dunia

Rosululloh SAW bersabda :

“Jauhilah 7 perkara yang merusak !” Lalu Beliau menyebutkan, “Syirik kepada Alloh, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan Alloh kecuali karena alasan yang dibenarkan, memakan harta anak yatim, memakan riba, meninggalkan medan perang dan menuduh wanita mukminah baik-baik berzina.”

(HR. Bukhori dan Muslim)


4. Orang musyrik termasuk golongan orang-orang kafir

“Sesungguhnya orang-orang kafir dari golongan ahli kitab dan orang-orang musyrik...”

(Qs. Al Bayyinah : 6)


5. Orang musyrik adalah sesat dengan kesesatan yang nyata

“...Barangsiapa yang mempersekutukan sesuatu dengan Alloh, maka adalah ia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh.” (Qs. Al Hajj : 31)


6. Orang musyrik tidak diterima amal sholihnya dan tidak sah ibadahnya

“Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu, jika kamu mempersekutukan (Alloh), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.” (Qs. Az Zumar :65)


7. Musyrik tidak akan masuk surga selama-lamanya

“Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (se-suatu dengan) Alloh, maka pasti Alloh mengharam-kan kepadanya surga, dan tempatnya adalah nera-ka.” (Qs. Al Maidah : 72)

“Sesungguhnya orang-orang kafir dari golongan ahli kitab dan orang-orang musyrik, mereka kekal di dalam neraka jahannam ...”

(Qs. Al Bayyinah : 6)


8. Orang musyrik adalah sejelek-jelek makhluk yang tinggal di atas bumi

“Sesungguhnya orang-orang kafir dari golongan ahli kitab dan orang-orang musyrik, mereka kekal di dalam neraka jahannam . Mereka itulah seburuk-buruk makhluk” (Qs. Al Bayyinah : 6)


9. Orang musyrik halal darahnya sesuai syari’at Islam

“Apabila sudah habis bulan-bulan haram ini, maka bunuhlah orang-orang musyrikin itu dimana saja kamu jumpai mereka. Kepunglah mereka itu dan intailah di tempat pengintaian. Jika mereka bertobat dan mendirikan sholat dan menunaikan zakat, maka berilah kebebasan terhadap mereka untuk berjalan...” (Qs. At Taubah : 5)


10. Orang musyrik tidak dihalalkan menikah dengan orang mukmin

“Dan janganlah kamu nikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang yang musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang Alloh menga-jak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Alloh menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran.”

(Qs. Al Baqoroh : 221)


11. Orang musyrik adalah najis

“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya o-rang-orang yang musyrik itu adalah najis, maka ja-nganlah mereka mendekati Masjidil Harom sesudah tahun ini...” (Qs. At Taubah : 28)

Dan masih banyak lagi, ancaman yang dikabarkan Alloh SWT lewat lisan Rosul-Nya yang mulia berkenaan dengan bahaya dosa syirik di dunia dan akhirat.

Ibnu Qoyyim Al Jauziah membagi dosa syirik menjadi dua, Syirkul Akbar (syirik besar) dan syirkul ashghor (syirik kecil).

Syirkul Akbar (syirik besar)

Dosa syirik besar ini, tidak akan diampuni oleh Alloh SWT kecuali dengan jalan bertobat. Pelakunya jika me-ninggal dunia dalam keadaan syirik, maka ia akan ke-kal di dalam neraka selama-lamanya.


Macam-macam bentuk syirik besar :

(lihat Kitab Majmu’atut Tahudid)


1. Syikud dakwah (syirik doa)

Alloh SWT berfirman :

“Maka apakah bila mereka naik kapal mereka berdoa kepada Alloh dengan memurnikan ketaatan kepadaNya, maka tatkala Alloh menyelamatkan mereka ke daratan, tiba-tiba mereka (kembali) memperseku-tukan Alloh.” (Qs. Al Ankabut :65)

Perbuatan yang termasuk di dalam syirik jenis ini antara lain : berdoa kepada selain Alloh SWT, melakukan ritual-ritual kepada berhala-berhala (baik berupa benda mati atau benda hidup) demi mencari keselamatan atau kebaikan, ber-tawasul (mengambil perantara) orang mati dalam berdoa kepada Alloh SWT, bernadzar kepada selain Alloh SWT, meletakkan ke-tawakalan-an sepenuhnya kepada makhluk, dan sebagainya.


2. Syirkun niyyat wal irodah wal qoshdu

(Syirik niat, kehendak dan tujuan)

Alloh SWT berfirman :

“Barangsiapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempur-na dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itu-lah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka, dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan.” (Qs. Hud : 15-16)

Yaitu apabila seseorang telah meletakkan tujuan hidupnya kepada selain kepada Alloh SWT. Atau mengorbankan jiwa dan dunianya seluruhnya kepada selain Alloh SWT.

Syirik niat ini dikategorikan syirik besar manakala a-malan seseorang itu seluruhnya diniatkan untuk se-ain Alloh SWT. Berbeda dengan riya’ yang merupakan syirik kecil. InsyaAlloh pada bagian lain ada penjelasan tersendiri.


3. Syirkuth Tho’ah (syirik ketaatan)

Alloh SWT berfirman :

“Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai Tuhan-Tuhan selain Alloh, dan (juga mereka menjadikan Tuhan) Al Masih putera Maryam, padahal mereka hanya disuruh me-nyembah Ilah Yang maha Esa, tidak ada ilah (yang berhak disembah) selain Dia. Maha Suci Alloh dariapa yang mereka persekutukan.”

(Qs. At Taubah :31)

Diantara riwayat hadits yang menafsirkan ayat ini adalah hadits yang diriwayatkan At Tirmidzi dan perowi lainnya. Dari Adiy bin Hatim bahwa ia pernah mendengarkan Nabi SAW membaca ayat ini (Qs. At Taubah : 31). Maka aku (Adiy bin Hatim) berkata ke-pada beliau,”Sesungguhnya kami tidak menyembah mereka.” Beliau SAW bersabda, ”Bukankah mereka mengharamkan apa yang dihalalkan oleh Alloh, lalu kalian ikut mengharamkannya? Dan mereka juga menghalalkan apa yang diharamkan Alloh dan kalian ikut menghalalkannya.” Aku (Adiy bin Hatim menjawab, “Benar.” Beliau SAW bersabda,”Itulah penyembahan mereka.”

Sanad hadits ini dlo’if (lemah), akan tetapi memiliki penguat berupa hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Jarir secara mauquf dari Hudzaifah. Mengenai keshohihannya memang masih diperselisihkan, akan tetapi penafsiran ayat sebagaimana tersebut di atas, cukup terkenal di kalangan ahli tafsir dan tak ada yang menolaknya.

Perbuatan yang termasuk di dalam syirik jenis ini antara lain : mengikuti syeikh atau guru atau orang alim atau pemimpin di kalangan manusia, yang sudah nyata-nyata merubah syariat atau menyelisihi Al Qur’an dan Sunnah (dan dia mengetahuinya).


4. Syirkul mahabbah (syirik cinta)

Alloh SWT berfirman :

“Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Alloh, mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Alloh.” (Qs. Al Baqoroh :165)


Ibnu Qoyyim Al Jauziah, membagi cinta ada 4 :


1.Mencintai Alloh SWT.

Mencintai Alloh saja tidak cukup untuk selamat dari adzab Alloh dan mendapatkan pahala-Nya. Sebab kaum musyrikin, para penyembah salib, kaum Yahudi dan yang serupa dengan mereka, juga mencintai Alloh SWT.


2.Mencintai apa saja yang dicintai oleh Alloh SWT.

Cinta inilah yang memasukkan seseorang ke dalam Islam serta mengeluarkan pelakunya dari kekufuran. Manusia yang paling dicintai Alloh adalah orang yang paling hebat dalam “mencintai apa saja yang dicintai oleh Alloh SWT.”


3.Cinta untuk Alloh SWT dan cinta karena Alloh SWT

Ini merupakan bagian dari konsekwensi “mencintai apa saja yang dicintai oleh Alloh SWT.” Mencintai apa saja yang dicintai oleh Alloh SWT, tidak akan bisa tegak kecuali harus dengan “cinta untuk Alloh SWT dan cinta karena Alloh SWT” ini.


4.Mencintai sesuatu yang disejajarkan dengan cintanya pada Alloh SWT.


Ini merupakan kecintaan yang bersifat syirik. Barangsipa yang mencintai sesuatu yang disejajarkan cintanya pada Alloh SWT, maka ia berarti telah menjadikan sesuatu yang ia cintai selain Alloh itu sebagai “tandingan” terhadap Alloh SWT. ini adalah cintanya orang musyrik.

Terhadap orang-orang musyrik, akan didapati bahwa mereka mencintai tuhan-tuhan mereka yang berupa berhala dan selainnya sebagaimana ia mencintai Alloh SWT, dan bahkan lebih dari itu. Jika tuhan-tuhan mereka disakiti, maka mereka akan marah demi tuhan-tuhan itu dengan kemarahan yang lebih besar daripada kemarahannya karena Alloh SWT. Merekapun akan gembira demi tuhan-tuhan mereka dengan kegembiraan yang tidak sebagaimana kegembiraannya karena Alloh SWT.


Syirkul Ashgor (syirik kecil)

Pelaku syirik kecil, jika kelak menghadap Alloh SWT dengan membawa syirik kecil itu, maka tergantung kehendak Alloh. Jika Alloh SWT menghendaki, maka Dia dapat mengampuninya dan memasukkannya ke dalam surga. Dan bisa jadi pula, jika Dia berkehendak dapat mengadzabnya. Akan tetapi kembalinya tetap akan ke surga. Sebab syirik kecil ini tidak menjadikan pelakunya kekal di dalam neraka. Akan tetapi ia menyeret kepada ancaman Alloh SWT (neraka), sehingga wajib diwaspadai.

Diantara perbuatan yang bisa dimasukkan dalam syirik kecil antara lain, riya’ (melaksanakankan amal tidak karena Alloh SWT tetapi agar diperhatikan orang lain), sum’ah (memperdengarkan / menyebut-nyebut amal yang telah dilaksanakan untuk diperhatikan / dipuji orang lain), bersumpah kepada selain Alloh SWT (tetapi tidak disertai dengan pengagungan - bila ada pengagungan terhadap makhluk, maka masuk dalam syirik besar) dan lain sebagainya.


Wallohu a’lam bish Showwab


Referensi :

- At Tibyan Syarh Nawaqidh Al Islam li Al Imam Mujaddid Syeikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab - Sulaiman bin Nashir bin Abdullah Al Ulwan

- Bayan haqiqotut tauhid - Syeikh Dr. Sholih bin Fauzan Al Fauzan

- Al Kabair - Imam Adz Dzahabi